Angin Sorga Dari Sidat
Oleh Ir. H. Taufiq Sulaiman MT.
Angin surga bisnis bisa menerpa siapa saja, angin surga alias iming-iming menina-bobokkan orang-orang apalagi pemula yang hendak terjun menekuni suatu bidang usaha. Modus operandi angin surga di sektor agrobisnis juga sudah banyak memakan korban, baik perorangan, kelompok, komunitas, koperasi, instansi bahkan penduduk satu kecamatan bisa terperdaya oleh manis dibibir, memutar kata, bujuknya, rayunya, suaranya yang meminta simpati dan harapan (wuah … kok malah mirip lirik lagu mencari alasan nya exist) dan tujuan-tujuan dari para petualang adalah dengan harapan bisa menjual bibit, pakan, pupuk, infrastruktur kolam dan kandang menjadi meningkat dan dijual mahal pula.
Petani Indonesia adalah tipikal petani oportunis, dimana angin berembus disana dia bergoyang, bagai baling-baling diatas bukit. Di Banyuwangi sekelompok petani menggusur lahan kopinya dan diganti oleh buah naga dan disaat harga buah naga terkapar diangka Rp.4.000 apa hendak dikata, nasi sudah menjadi basi. Program berlirik indah lelenisasi, patinisasi, anturium, ayamisasi, louhan, jahenisasi, cacing lumbrikus rubellus, sekarang booming cabe jamu sedang marak dan masuk dalam search engine yang paling diklik.
Sidat … !!!
Sidat pengecualian, kegagalan berbudidaya sidat bukan karena share market, ceruk pasar untuk sidat masih terus membahana. Namun kegagalan sidat adalah dipengaruhi beberapa faktor :
- Peternak tidak mendapat benih yang baik. Benih tidak baik disebabkan asal benih yang tidak layak dan managemen transport yang amburadul.
- Para nelayan yang menangkap benih di alam bebas tidak memenuhi syarat-syarat penangkapan benih yang benar bahkan benih ada yang diputas dengan racun, disetrum agar pinsan sehingga kualitas benih jauh menurun sesampai di konsumen. Dari sisi ini survival rate bisa mencapai 50%.
- Managemen perawatan, kolam dan maintenance kolam yang salah sehingga kehidupan sidat sudah tidak sama dengan habitat aslinya. Kesalahan managemen kolam ini mengakibatkan pakan yang paling berkualitas pun pertumbuhan sidat tidak akan maksimal.
- Pakan, pakan sidat untuk fase benih membutuhkan kadar protein, kadar serat, kadar lemak, kadar abu, lysine, methionine, fosfor, kalsium,vitamin, hormon dan enzim melebihi dari kebutuhan sidat fase p Khususnya kadar protein sidat membutuhkan asupan pakan berprotein 55-65%. Perkara protein ini saja peternak akan kesulitan dalam memperoleh dengan harga yang layak. Umumnya pakan berprotein diatas 65% sangat mahal dan menjadi beban peternak.
- Peternak tidak dibekali pengetahuan tentang kualitas air minimum pengetahuan (mengetahui) pH air, salinitas, kekeruhan, kadar oksigen dan lain-lain dan sebagainya.
Sidat memang menjadi komoditas agrobisnis bernilai jual tinggi, saat ini kebutuhan eksport belum bisa dipenuhi oleh peternak disebabkan peternak putus ditengah jalan. Sidat memang bukan angin surga, sidat adalah fakta, tapi bukankah putus ditengah jalan sama saja dengan semilir angin surga.
Bujuknya… rayunya…suaranya… akh keprihatinan demi keprihatianan terus mencengkeram para penggiat agrobisnis Indonesia.
Disalah satu bagian disebuah kabupaten beberapa peternak ikan nila merintih sedih, betapa tidak para peternak menerima bantuan pakan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah ternyata pengadaannya diserahkan kepada pihak ke-3 alias kontraktor. Ternyata pakan yang diterima oleh peternak adalah pakan abal-abal barangkali klaras atau gedebok pisang yang disulap menjadi pelet terapung. Entahlah, siapa yang salah… apakah pemberi bantuan, pihak ke-3 atau pabrik yang sudah bermain mata dan pat gulipat.
Wahai pembaca yang arif dan bijaksana, anda tidak perlu meneteskan airmata membaca cerita saya ini, karena ini adalah permainan biasa di Indonesia.
tersenyum sajalah atau bernyanyilah… !!!
Pakan Sidat (Asumsi 100kg)
Bahan bahan
* Ikan rucah atau lemuru 30kg
* MBM 30kg
* SBM 20 kg
* Tepung jagung 2,5kg
* Tepung bekatul 2,5kg
* Kates mateng 5kg
* Nenas mateng 1kg
* Lidah buaya 1kg
* Cacing lumbrikus 2kg
* Pisang 0,5kg
* Enzim 200ml
* Minyak cumi 500ml
* Premix 500mg
* Ragi tape 50 butir
* Alfa starch 5 kg
Cara membuatnya
Semua bahan dicampur, diaduk dikukus selama 30 menit setelah air mendidih.
Simpan dalam wadah yang steril (plastik dan karung) pakan ini mampu bertahan selama 3 bulan.
Aplikasi
Pakan sidat umumnya dalam bentuk tepung, pakan ini juga dalam bentuk tepung. Sebelumnya tepung pakan ini beri air bersih secukupnya agar terbentuk gumpalan pakan seperti gethuk dan berikan ke sidat.
Menghitung protein
Ikan rucah atau lemuru 40 kg x 57 % = 22,8 %
* MBM 30 kg x 50 % = 15 %
* SBM 20 kg x 42 % = 8,4 %
* Tepung jagung 2 kg x 8,9 % = 0,7 %
* Tepung bekatul 2 kg x 12 % = 0,2 %
* Kates mateng 2 kg x 7 % = 0,1 %
* Nenas mateng 1 kg x 9 % = 0,09 %
* Lidah buaya 0,5 kg x 16 % = 0,08 %
* Cacing lumbrikus 2 kg x 67 % = 1,34%
* Pisang 0,5 kg x 18 % = 0,05 %
Sub total = 48,5 %
Proses pengukusan dan penambahan enzim akan meningkatkan kadar protein menjadi 52-54%
Total biaya pembuatan pakan sidat ini tergantung harga bahan diwilayah masing masing atau berkisar antara Rp.15.000 sd Rp.18.000.
Kandungan nutrisi
* Ikan rucah atau lemuru Protein, lysin, metionin, leusin
* MBM Protein, lysin, metionin, leusin
* SBM Protein, karbohidrat, vitamin B
* Tepung jagung Energy termetabolisme, karbohidrat
* Tepung bekatul Karbohidrat, vitamin B.
* Kates mateng Enzim papain, vitamin C
* Nenas mateng Bromelin, vitamin C, kalium, magnesium
* Lidah buaya Vitamin A, B, C, D, kalium, magnesium dan antibiotik
* Cacing lumbrikus Enzim lumbrokinase dan protein, lysin, metionin, leusin
* Pisang Gula, potasium, karbohidrat, mineral, Vitamin C, B, kalium, magnesium dan mangan
—————————————————————————————————————————————————————-
Bacaan yang paling disukai oleh pengunjung, klik link ini
Trik Memaksimalkan Kualitas Nutrisi Pakan
keywords
pakan ikan lele
pakan ayam
pakan organik
membuat pelet apung
jual pakan ayam
jual pakan ikan